Hewan Apa Saja Yang Sudah Terancam Punah

Kaltimtoday.co - Pulau Kalimantan terkenal dengan kawasan hutan tropisnya yang luas. Ekosistem alam yang terbentang membuat beberapa flora dan fauna tersebar di wilayah Kalimantan, termasuk Kaltim.

Namun sayangnya, keberadaan beberapa fauna terancam punah akibat kerusakan lingkungan yang mengancam habitatnya.

Beberapa hewan-hewan langka masih mendiami daerah Kaltim dan jika beruntung kamu masih dapat melihatnya. Berikut 6 hewan endemik Kaltim yang hampir punah.

Pesut Mahakam adalah mamalia air atau yang sering disebut sebagai lumba-lumba air tawar. Pesut Mahakam menjadi salah hewan yang terancam punah.

Hewan ini memiliki karakteristik berupa bentuk kepala bulat, mata kecil, berwarna abu-abu, berbadan oval dengan panjang 2,5 meter, dan berat kurang lebih 130 kilogram.

Menurut data 2018, populasi hewan dengan nama latin Orcaella Brevirostris ini berjumlah 80 ekor di perairan sungai-sungai Kalimantan.

Rangkong atau disebut sebagai burung Enggang merupakan spesie burung yang menjadi ikon Kalimantan. Rangkong termasuk spesies burung yang dapat bertahan hidup selama 35 tahun, namun sayangnya ia sudah masuk daftar hewan yang dilindungi.

Rangkong memiliki ukuran tubuh dengan panjang mencapai 90 cm. Burung enggang menjadi simbol kepemimpinan bagi suku Dayak.

Namun, akibat rusaknya ekosistem lingkungan dan perburuan liar di Kaltim, membuat populasi burung Enggang terancam punah.

Bekantan merupakan primata endemik Kaltim. Hewan dengan nama latin Nasalis Larvatus termasuk jenis monyet berhidung besar dan lebih panjang dibandingkan jenis monyet lainnya.

Bekantan jantan memiliki ukuran tubuh 75 cm dan berat 24 kilogram. Sementara, bekantan betina memiliki ukuran tubuh hanya 60 cm dengan berat 12 kilogram.

Disadur dari Antara Kaltim (2022), menurut Balai Penerapan Standar Instrumen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), populasi bekantan sekitar 25 ribu yang tersebar di lima provinsi Kalimantan. Jumlah populasi bekantan dengan luas Kalimantan yang mencapai 743.330 kilometer persegi, membuat hewan ini terancam punah.

Hal ini dikarenakan perburuan dan kerusakan lingkungan yang mengancam habitat serta aktivitas fauna tersebut.

Primata yang terancam punah selanjutnya, yaitu orangutan. Orangutan Kalimantan berbeda dengan orangutan di Sumatera.

Hewan dengan nama latin Pongo Pygmaeus memiliki warna bulu coklat gelap dan fisik yang paling kecil.

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) 2016, populasi Orangutan Kalimantan turun dari 27.000 ekor menjadi 23.000 ekor.

Penurunan populasi Orangutan disebabkan kerusakan hutan yang sangat masif yang mengakibatkan hilangnya habitat mereka di Kalimantan.

Beruang madu merupakan maskot dari Kota Balikpapan. Hewan bernama latin Helarctos Malaynus merupakan jenis beruang bertubuh kecil.

Beruang madu memiliki panjang tubuh sekitar 1 - 1,5 meter dan memiliki berat 50 - 65 kilogram.

Berdasarkan laman Bear Conservation, beruang madu masuk daftar hewan yang terancam punah. Ancaman beruang madu disebabkan hilangnya habitat yang membuat pergerakan mereka semakin terbatas.

Hewan endemik Kaltim yang terancam punah yaitu macan dahan. Secara tampilan, macan dahan memiliki kemiripan dengan macan tutul dengan tubuhnya yang dipenuhi tutul-tutul yang cenderung lebih besar dibanding macan tutul.

Hewan bernama latin Neofelis Diardi ini memiliki berat 12 -25 kilogram, panjang tubuh mencapai 90 cm, dan bergigi taring sepanjang 2 cm.

Macan dahan masuk daftar hewan yang terancam punah.  Ancaman macan dahan disebabkan kerusakan habitat dan menjadi target perburuan untuk diperdagangkan.

Menurut International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) (2008), populasi macan tutul diperkirakan kurang dari 10.000 individu dewasa.

Dengan mengetahui beberapa hewan endemik Kalimantan yang terancam punah, merupakan langkah awal untuk menciptakan kepedulian kita bersama terhadap keberadaan mereka agar tetap bisa lestari dan dapat dilihat oleh generasi berikutnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang yang tergabung dam satu tim berhasil mengembangbiakkan hewan axolotl. Pengembangbiakkan ini membuat tim mendapatkan tawaran ekspor dari Arab, Malaysia, India, dan Cina.

Adapun kelima mahasiswa UB tersebut antara lain Daffa Khairan, Brillian Prastica, Muhammad Setiawan Gusmi, Rere Tara Mahameru dan Ali Akbar. Dengan bimbingan dosen Mochammad Fattah, lima mahasiswa itu mengembangkan axolotl agar mampu beradaptasi dan hidup di lingkungan dengan parameter Indonesia.

Perwakilan tim, Daffa Khairan mengatakan, axolotl memiliki bentuk yang unik. Sekilas seperti naga tapi memiliki bentuk wajah tersenyum. "Sehingga sering dikenal juga dengan sebutan 'Smiling Salamander'," kata Daffa.

Di samping itu, axolotl juga mempunyai kemampuan yang unik seperti meregenerasi hampir seluruh anggota tubuh. Hal ini yang menyebabkan tim memilih hewan tersebut sebagai objek penelitian.

Di balik potensi yang menjanjikan tersebut, axolotl ternyata sulit hidup di Indonesia. Hal ini karena parameter untuk memijahnya yang berbeda dari kebanyakan ikan lainnya.

Kondisi tersebut tidak dapat dipungkiri karena hewan endemik Meksiko ini memiiki habitat di danau Xochimilco dengan tinggi 2.240 mdpl. "Sehingga memiliki parameter air yang berbeda terlebih pada suhu air," kata Daffa.

Tim AQUAXO berhasil membudidayakan hewan endemik Meksiko tersebut dengan baik. Bahkan dalam satu kali produksi dapat menghasilkan ratusan telur.

AQUAXO memiliki visi untuk dapat melestarikan dan mengembangkan komoditi unik ini dengan menggunakan teknologi yang mereka kembangkan. Yakni, dengan water closed  loop chiller system.

Menurut Daffa, axolotl yang AQUAXO kembangkan memiliki daya tahan yang lebih kuat. Hal ini disebabkan karena axolotl sudah berhasil adaptif dengan parameter yang ada di Indonesia. Dengan demikian, masyarakat sangat memungkinkan untuk memiliki 'toothless' ini di rumah.

Selain itu, perawatan yang cukup mudah menjadikan axolotl pilihan baik untuk memilikinya di rumah. Dalam proses perawatannya di rumah, hewan ini cukup diletakkan di dalam akuarium kaca menggunakan water chiller yang berfungsi untuk memanipulasi parameter suhu.

Pasalnya, axolotl membutuhkan suhu sekitar 18 hingga 20 derajat untuk memijah dan 16 sampai 28 derajat untuk rentang hidup. Pada masa pembesaran perlahan akan dinaikan suhunya agar axolotl bisa beradaptasi dengan parameter tropis khususnya di Indonesia.

Dapat dikatakan bahwa axolotl hasil breeding AQUAXO memiliki kualitas yang tinggi dibandingkan axolotl di luar. Sebab, hewan ini mampu beradaptasi di suhu tropis bahkan hingga 28 derajat.

Dengan hadirnya temuan ini, tim berharap mampu memberikan variasi baru pada komoditas ikan hias di Indonesia. "Sekaligus menembus pasar ekspor demi mengangkat potensi perikanan Indonesia," ungkapnya.

Saat ini, kata Daffa, permintaan axolotl timnya sudah lumayan tinggi dari pasar domestik maupun dari luar negeri. Dari domestik tahap pertama, sudah langsung terjual habis dan profit-nya sampai Rp 9 juta. Kemudian dari luar negeri sudah ada permintaan 1.000 ekor lebih axolotl untuk diekspor.

Buah ini dulunya bisa ditemukan di hutan atau pedesaan saat musim hujan. Dan buah ini saat matang sempurna memiliki rasa yang manis dan lezat.

Tapi bukan hanya karena namanya yang unik. Buah ini memiliki manfaat yang luar biasa, mulai dari daun, akar hingga buahnya.

Untuk akar, ciplukan sendiri memiliki khasiat menurunkan tekanan darah tinggi, karena mengandung flavonoid yang berperan sebagai pengontrol tekanan darah.

Selain itu, akar dan batang ciplukan juga bisa mengobati diabetes melitus karena mengandung saponin yang bisa menurunkan kadar gula darah.

Buah ciplukan juga bisa mengobati gusi berdarah karena kandungan vitamin C dari buah ini sangat tinggi.

Lalu jika memiliki penyakit bronkitis, semua bagian dari buah ciplukan juga bisa mengobati dengan cara direbus hingga mendidih dan diminum airnya.

Terakhir,  daun buah ciplukan juga bisa digunakan untuk mengobati bisul dengan cara dicampur satu sendok teh adas pulasaro, satu lembar daun sirih, dan garam kemudian diremas menjadi satu dan dioleskan.